Sabtu, 11 Desember 2010

ANTARA TASIK DAN LEUWISARI

Ku di hampar sepi kian hari ku menyendiri

mengerti tapi tak dipahami

ku sangat jauh menebar nyawa yang tak pasti

aku takut membawaku jauh menghalang duniawi

aku sendiri tiada arti menunggu peri yang bermimpi

maafkan aku Tuhan aku tak terperajat langkah lelahku lunglaikan kaki ini…



sepimu bisa ku hancurkan saat kala memberi isyarat

pada langit yang menampakan gurat keemasannya

gelap gulitamu bisa ku terangkan saat jiwamu memberi getaran

pada lentera yang membawamu ke dalam pelukan sang pemimpi

Tuhan bawalah para sang pemimpi ke dalam telaga surgaMu.......



benarkan itu aku ingin mengapainya

jikalau ku bisa pasti beri isyarat tapi kau telah punya sang mimpi

aku takut kau terbawa gelapku tapi lenteramu yang selalu ingin kurengkuh

walau pun jauh mengembara di sejuk angin



itu bukan gelap tapi itu terang bagiku.

Sekarang mimpi itu telah hangus menjadi abu

Sekarang sang pemimpi menunggu kabar dari bulan

apakah masih mendekap dalam cerita masa lalu????



Ya ini kah cerita bulan masih membelenggu tanpa ketegaran

aku ingin mengabarimu tapi ku takut ku menuang tanya yang mendalam

ku masIh terisak dalam hati yang membingung

tegur aku kala larut pada bimbang yang bergelimbang

sesungguhnya ku mengalun dalam pepatahmu yang tak akan ku hapus begitu saja

maafkan ku tak kuasa bercerita tentang duniaku.....

Kaya_Irvan&Wulan P

Selasa, 07 Desember 2010

Tugas Bahasa Indonesia "SMK TI DADAHA INFORMATIKA"

 Siswa yang tidak mengikuti ujian dan yang belum kompeten dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,harus membuat makalah dengan judul Sejarah Bahasa Indonesia [kelahiran bahasa Indonesia dan kedudukan bahasa Indonesia]dan perhatian sistematika penulisan seperti contoh di bawah:



DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan Makalah………………………………………………………………
D. Kegunaan Makalah…………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Kelahiran Bahasa Indonesia
B. Kedudukan Bahasa Indonesia
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan………………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………………….


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..


Keterangan: Paling lambat tugas dikumpulkan hari senin.

Irvan Novian Rahadi, S.Pd.

DUNIA BIRU RUNTUH DI LENGKUNG HATI

Kumenyelinap di gelap sudut hatiku yang mengkerut jauh sebelum orang tuamu berbisik kata itu. Aku terpaksa melepas semua komitmen yang kita genggam selama ini. Aku bingung, dilema, dan aku merasa mata batinku sudah buram.

Dalam kebingungan itu masih tersimpan sesuatu yang tak berwujd tapi bisa kurasa, yakni cinta. Tapi bukan cinta untuk wanita yang dulu kupuja, namun ada sosok yang bisa melenyapkan permasalahan yang kuhadapi sekarang. Dia adalah wanita yang bisa dibilang rohku, jasadku, dan dia gadis yang selama ini kucari. Apa aku penghianat atau penjilat? Ah biarkan kata itu lenyap bersama waktu yang dihembuskan malaikat. Waktu mengirimku untuk dekat dengannya dan aku lumanyan cukup lama mengenalnya, biasa dikenalkan oleh sahabatku dan aku sudah lumanyan tahu karakter dia. Akhirnya aku memberi satu kepastian untuk Ketrik gadis yang kupacari selama tiga tahun. Aku bilang “aku tak mau menikah. Aku belum siap. Kalau orang tuamu terus memaksa dan kamu tidak bisa menerima ini aku pergi saja selamat tinggal.” Aku tidak sempat minta maaf pada Ketrik dan orang tuanya, karena emosiku waktu itu memuncak. Maklum kalau sedang emosi semuanya bisa menjadi gelap, yang dilihat pun seperti anjing yang sedang menggonggong dan tak sabar ingin menendangnya.

Oh ya nama saya Aksara tapi bukan aksara alphabet itu, kata orang tuaku ada artinya Aksara itu “anak saya raja.” Memang aku sempat sibuk dengan pertanyaan orang tentang namuku, tapi aku senang dengan pertanyaan itu, karena aku beranggapan namaku aneh, unik beda dari nama kebanyakan orang.

Aku sadar mungkin Ketrik hancur, sehancur daging bebek yang dicingcang. Pasti dia menganggap aku ini tidak lain sebagai lelaki yang tidak punya hati. Namun apa boleh buat aku tidak mau menikah dengannya sekarang. Biarlah. Dari pada aku tersiksa di kemudian hari lebih baik aku mengakhirinya walau pun ada salah satu pihak yang dirugikan.

Di balik itu semua, aku mencari anak satu SMA. Dia bernama Naviana. Navina suka ngeband, itu sama dengan hobiku. Navina suka makan bakso, itu sama denganku, Navina suka jalan-jalan, itu sama denganku. Naviana suka nonton film, itu sama denganku. Itulah Navina dan aku, navina suka ke salon dan itu beda denganku.

Walau pun masih anak satu SMA, tapi dia cukup cerdas dalam menghadapi masalah. Itu yang kusuka dari sosok dia, yang lebih kusuka darinya adalah dia ramah terhadap sipa saja terutama pada sahabat-sahabatku.

Gita cinta bersama Navina pun sudah berjalan dua bulan. Dalam dua bulan itu hubungan kita pun tak selalu mulus, ada saja masalah yang datang menghampiri kita, mungkin kata orang benar masalah dalam suatu hubungan itu adalah bumbu. Namun bumbu itu melebur setelah kehadiran duri yang menghujam jiwa-jiwaku yang sedang terapung, melayang bahkan melupakan aku sebagi aku.

Duri itu orang yang berlapis emas dan bernafas halus. Ya dia orang tajir, sementara aku orang yang berlapis plastik dan hanya bernafaskan asap sampah. Sungguh tak adil semua ini. Hatiku benar-benar menagis, miris, dan teriris merasakan malam yang dipenuhi raflesia. Seolah dia menghembuskan idiom-idom yang menghentikan detak jantungku dan merobek hatiku untuk membunuh asaku ke dunia biru.

Semua yang kuresapi, semua yang kurasakan, dan semua yang terjadi telah melesetkan estimasiku terhadap dia. Sekarang aku berlabuh di dermaga kehancuran sambil menikmati bulan yang merdam malam kelam. Sepertinya karma berirama, bernada, dam bernyanyi untuk aku.

Semoga saat aku tidur nanti aku bermimpi tentang bulan, bintang, dan matahari sujud padaku. Semoga itu terjadi pada kehidupan realita, karena mimpi itu adalah isyarat.

Irvan Nzoom